Perasaan “nervous” atau grogi di saat memulai presentasi adalah hal yang
hampir pasti dialami oleh semua orang. Bahkan seseorang yang telah
berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaan grogi
atau “demam panggung” ini. Ada pakar yang mengatakan bahwa perasaan grogi
ini muncul karena melemahnya rasa percaya diri pada seseorang. Namun,
seorang yang sangat berkuasa pun, misal presiden direktur yang berbicara
pada bawahannya, masih juga terjangkit grogi. Ada juga anjuran agar anda
mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menyajikan presentasi, namun toh
perasaan grogi itu tetap muncul. Ini berarti grogi atau nervous bukanlah hal
yang bisa dihindari begitu saja. Malahan bila perlu ditangani agar memberi
nilai tambah dalam presentasi anda. Baiklah, anda kini sedang menunggu
giliran untuk menyampaikan presentasi. Anda telah mempersiapkan segalanya.
Namun, anda tetap saja grogi, nervous, gugup dan lain sebagainya. Berikut
adalah tips untuk menangani rasa grogi itu.
1. Pahami bahwa perasaan grogi adalah energi positif
Apa yang anda rasakan saat grogi? Dada berdebar-debar, keringat dingin
mengucur, bibir bergetar, dan darah seolah mengalir lebih cepat. Pahami
bahwa semua itu adalah sebuah dorongan energi yang meluap dari dalam diri
anda. Tidak ada yang salah pada energi itu. Ia perlu disalurkan secara
positif. Ia semestinya menjadi bahan bakar yang mendorong presentasi anda
lebih baik. Anda bisa menggunakan energi itu untuk memantapkan penampilan
anda.
2. Bersikaplah nothing to loose
Keinginan kita untuk bersikap sebaik-baiknya mendorong munculnya perasaan
grogi. Secara negatif, pikiran kita biasanya terbebani oleh ketakutan untuk
membuat kesalahan, kekhawatiran akan gagal, kecemasan bila melakukan
kekonyolan, dan berbagai bayangan-bayangan negatif lainnya. Sebelum anda
bisa menggunakan energi grogi itu secara positif, maka terlebih dahulu anda
harus menetralisir emosi-emosi negatif tersebut. Bersikaplah “nothing to
loose”; tak sesuatu yang patut kita takutkan. Bila toh kita gagal, maka
tidak sesuatu yang harus menjadikan kita begitu kehilangan.
3. Tenangkan diri anda
Sementara anda menunggu giliran, atur nafas anda. Tarik nafas dalam-dalam,
keluarkan lambat-lambat. Keluarkan energi yang meletup-letup dalam dada anda
melalui hembusan nafas yang teratur. Tenangkan pikiran dan emosi anda. Bila
perlu pejamkan mata. Kumpulkan energi itu sebaik-baiknya. Jangan biarkan
mengganggu ketenangan jiwa anda.
4. Kerahkan energi anda
Kerahkan energi anda. Lepaskan energi itu dari “kekangannya” . Bila para
audiens memberi appalus pada pembicara sebelum anda, maka kerahkan energi
anda dengan memberikan applaus yang tak kalah meriah. Berdirilah dengan
sigap. Berjalanlah dengan tegap dan mantap. Bila perlu hembuskan nafas lepas
sambil berteriak kecil, “yes”. Atau turut bertepuk tangan menyambut applaus
dari audiens. Lakukan apa-apanya dengan sikap tegas. Biarkan energi itu
mengalir dalam gerakan anda.
5. Berbicaralah dengan keras dan lantang
Bila anda berbicara lambat, maka bibir anda akan semakin gemetar, suara anda
pun bergetar. Salurkan rasa grogi anda melalui suara anda yang keras dan
lantang. Suara keras anda bukan hanya dapat mengatasi kecemasan, namun juga
sarana menyalurkan energi tersebut. Ada baiknya anda menghafal teks pertama
anda namun tetap bersikap wajar.
6. Diam
Anda dapat menyalurkan ketegangan dalam diri anda pada para audiens, yaitu
dengan memulai presentasi anda dengan diam beberapa detik. Biarkan
ketegangan anda terserap dan jadi ketegangan audiens. Bila anda merasa
ketegangan di audiens sudah cukup meninggi, mulailah presentasi anda dengan
sebuah pembukaan yang kuat, tajam dan lantang.
7. Lontarkan humor yang wajar.
Lenturkan kegugupan anda dengan sebuah humor yang wajar. Anda memang perlu
merencanakannya dengan baik, namun jangan sampai kehilangan spontanitas.
Dan, humor terbaik yang tidak akan melukai perasaan siapa pun adalah humor
tentang diri anda.
Have a positive day!
hampir pasti dialami oleh semua orang. Bahkan seseorang yang telah
berpengalaman berbicara di depan umum pun tidak terlepas dari perasaan grogi
atau “demam panggung” ini. Ada pakar yang mengatakan bahwa perasaan grogi
ini muncul karena melemahnya rasa percaya diri pada seseorang. Namun,
seorang yang sangat berkuasa pun, misal presiden direktur yang berbicara
pada bawahannya, masih juga terjangkit grogi. Ada juga anjuran agar anda
mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menyajikan presentasi, namun toh
perasaan grogi itu tetap muncul. Ini berarti grogi atau nervous bukanlah hal
yang bisa dihindari begitu saja. Malahan bila perlu ditangani agar memberi
nilai tambah dalam presentasi anda. Baiklah, anda kini sedang menunggu
giliran untuk menyampaikan presentasi. Anda telah mempersiapkan segalanya.
Namun, anda tetap saja grogi, nervous, gugup dan lain sebagainya. Berikut
adalah tips untuk menangani rasa grogi itu.
1. Pahami bahwa perasaan grogi adalah energi positif
Apa yang anda rasakan saat grogi? Dada berdebar-debar, keringat dingin
mengucur, bibir bergetar, dan darah seolah mengalir lebih cepat. Pahami
bahwa semua itu adalah sebuah dorongan energi yang meluap dari dalam diri
anda. Tidak ada yang salah pada energi itu. Ia perlu disalurkan secara
positif. Ia semestinya menjadi bahan bakar yang mendorong presentasi anda
lebih baik. Anda bisa menggunakan energi itu untuk memantapkan penampilan
anda.
2. Bersikaplah nothing to loose
Keinginan kita untuk bersikap sebaik-baiknya mendorong munculnya perasaan
grogi. Secara negatif, pikiran kita biasanya terbebani oleh ketakutan untuk
membuat kesalahan, kekhawatiran akan gagal, kecemasan bila melakukan
kekonyolan, dan berbagai bayangan-bayangan negatif lainnya. Sebelum anda
bisa menggunakan energi grogi itu secara positif, maka terlebih dahulu anda
harus menetralisir emosi-emosi negatif tersebut. Bersikaplah “nothing to
loose”; tak sesuatu yang patut kita takutkan. Bila toh kita gagal, maka
tidak sesuatu yang harus menjadikan kita begitu kehilangan.
3. Tenangkan diri anda
Sementara anda menunggu giliran, atur nafas anda. Tarik nafas dalam-dalam,
keluarkan lambat-lambat. Keluarkan energi yang meletup-letup dalam dada anda
melalui hembusan nafas yang teratur. Tenangkan pikiran dan emosi anda. Bila
perlu pejamkan mata. Kumpulkan energi itu sebaik-baiknya. Jangan biarkan
mengganggu ketenangan jiwa anda.
4. Kerahkan energi anda
Kerahkan energi anda. Lepaskan energi itu dari “kekangannya” . Bila para
audiens memberi appalus pada pembicara sebelum anda, maka kerahkan energi
anda dengan memberikan applaus yang tak kalah meriah. Berdirilah dengan
sigap. Berjalanlah dengan tegap dan mantap. Bila perlu hembuskan nafas lepas
sambil berteriak kecil, “yes”. Atau turut bertepuk tangan menyambut applaus
dari audiens. Lakukan apa-apanya dengan sikap tegas. Biarkan energi itu
mengalir dalam gerakan anda.
5. Berbicaralah dengan keras dan lantang
Bila anda berbicara lambat, maka bibir anda akan semakin gemetar, suara anda
pun bergetar. Salurkan rasa grogi anda melalui suara anda yang keras dan
lantang. Suara keras anda bukan hanya dapat mengatasi kecemasan, namun juga
sarana menyalurkan energi tersebut. Ada baiknya anda menghafal teks pertama
anda namun tetap bersikap wajar.
6. Diam
Anda dapat menyalurkan ketegangan dalam diri anda pada para audiens, yaitu
dengan memulai presentasi anda dengan diam beberapa detik. Biarkan
ketegangan anda terserap dan jadi ketegangan audiens. Bila anda merasa
ketegangan di audiens sudah cukup meninggi, mulailah presentasi anda dengan
sebuah pembukaan yang kuat, tajam dan lantang.
7. Lontarkan humor yang wajar.
Lenturkan kegugupan anda dengan sebuah humor yang wajar. Anda memang perlu
merencanakannya dengan baik, namun jangan sampai kehilangan spontanitas.
Dan, humor terbaik yang tidak akan melukai perasaan siapa pun adalah humor
tentang diri anda.
Have a positive day!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar